Wisata Sejarah di Benteng Fort Rotterdam Kota Makassar

Sebagai salah satu peninggalan bersejarah, sebuah benteng di Makassar yang lumayan terkenal ini terus menerus menjadi ibcbet energi tarik besar untuk para wisatawan. Tidak hanya bagi warga kurang lebih tetapi mereka yang berkunjung dari luar Makassar juga tertarik untuk menelisik lebih jauh bagaimana Benteng Fort Rotterdam menjadi saksi sejarah. Terlebih dikala Anda berwisata dengan anak-anak, maka pilihan mengunjungi Fort Rotterdam ini merupakan wisata sejarah dengan unsur edukasi.

Fort Rotterdam, benteng yang berada di sedang kota ini sesungguhnya kabarnya sedang mendapat renovasi. Telah ada sejak abad ke 17 sehingga sesungguhnya membutuhkan pemugaran tanpa kudu menyingkirkan nilai historisya. Bahkan dari benteng inilah, Anda bisa memandang bagaimana gambaran kejayaan di era kolonial.

Mengenal Benteng Fort Rotterdam

Menjadi anggota dari Sulawesi Selatan, Benteng Fort Rotterdam sesungguhnya diketahui menjadi benteng termegah dan menawan yang ada di Sulawesi Selatan. Bahkan ada sebuah catatan yang pernah melukiskan bahwa benteng ini sebagai benteng terbaik yang ada di Asia.

Benteng ini pernah nova88 login memperoleh julukan sebagai Benteng Jumpandang atau Ujung Pandang dan berjaya pada abad ke 17. Saat itu, kesultanan yang memerintah yaitu Kesultanan Gowa dengan 17 benteng yang tersebar di nyaris seluruh Makassar. Tetapi dari seluruh yang ada, Fort Rotterdam merupakan yang termegah dan juga tetap terpelihara.

Dulunya yang membangun area benteng ini adalah Raja Gowa ke 10 dengan nama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Dia juga disebut dengan nama Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Tetapi selagi itu wujud dari benteng ini sesungguhnya belum layaknya sekarang. Bentuk mulanya adalah benteng segi empat layaknya biasanya benteng lainnya yang bergaya portugis. Tidak ada perubahan yang berarti hingga tahun 1634.

Barulah terdapatnya perubahan wujud ini terjadi tanggal 9 Agustus 1634 yang mana pada tahun selanjutnya adalah pada era Sultan Gowa ke 14 dan bernama I Mangerangi Daeng Manrabbia. Ia miliki gelar sebagai Sultan Alauddin. Beliau merasa membawa dampak dinding dari batu padas hitam dan didatangkan dari area Maros. Kemudian ada perubahan lagi di tahun 1635 tepatnya tanggal 23 Juni. Di tahun inilah dibangun lagi sebuah dinding kedua yang ada di dekat pintu gerbang.

Tetapi pada kelanjutannya benteng ini ternyata mengalami kehancuran dikala Belanda menyerang berkali-kali di tahun 1655 hingga 1669. Pada selagi itu Kesultanan Gowa dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Penyerangan benteng miliki tujuan untuk bisa menguasai jalur perdagangan rempah-rempah yang ada di Makassar dan mengakses jalur perdagangan Banda dan Maluku.

Disebutkan bahwa benteng ini sempat hancur dan Kesultanan Gowa kalah. Tetapi sebab lokasinya strategis kelanjutannya dibangun lagi oleh Gubernur Jendral Speelman yang membangunnya dengan gaya arsitektur Belanda. Bentuknya hingga selagi ini bisa Anda lihat.

Sebelumnya sesungguhnya wujud benteng adalah segi empat dengan empat bastion juga. Kemudian diubah dan ditambahkan satu bastion di sebelah barat. Namanya pun diubah menjadi Benteng Fort Rotterdam yang merupakan nama dari area kelahiran si Speelman. Dulunya di era kolonial, benteng ini menjadi pusat pemerintahan Belanda tepatnya di area timur Indonesia.

Leave a comment