Akhir-akhir ini hampir masyarakat di semua dunia terutamanya masyarakat Indonesia banyak men-upload ungkapan “All Eyes on Rafah” di berjenis-jenis platform media sosial. Dikenal gerakan ini menjadi salah satu dukungan terkait keadaan terbaru di Palestina.
Pasalnya, sebuah kota di selatan Jalur Gaza, Palestina merupakan Rafah masih menjadi sasaran utama agresi brutal Israel. Banyak nyawa manusia tidak bersalah terutamanya anak-anak hingga perempuan menjadi korban.
Sebagai isu, saat ini, yang tengah ramai di media sosial merupakan gambar dengan ungkapan “All Eyes on Rafah” yang diwujudkan dari AI. Gambar hal yang demikian telah dibagikan ulang oleh puluhan juta kali pengguna di tengah serangan Israel slot sever thailand kepada Rafah di Palestina.
Menginformasikannya dari Aljazeera, gerakan “All Eyes on Rafah” berarti “Seluruh Mata Menuju Rafah” merupakan gerakan untuk membuat banyak orang lebih melihat keadaan di Rafah saat ini.
Dikenal, sejak diawalinya perang Israel di Gaza, negara hal yang demikian telah melaksanakan pengeboman dari utara dan bergerak ke arah bawah. Membuat para warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri ke Selatan untuk mencari perlindungan.
Semenjak bulan Februari, ada sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza telah dipindahkan ke Rafah saat Israel mengatakan pihaknya berencana melancarkan operasi darat di Rafah. Mereka juga berdalih mengklaim adanya empat brigade Hamas berada di sana.
Pengumuman hal yang demikian tentu menerima kecaman dari semua dunia dan perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat, Richard “Rik” Peeperkorn mengatakan saat ini “semua mata” tertuju pada serangan Rafah yang akan datang.
Kemudian seorang pekerja seni Ameera Kaash yang tinggal di Inggris yang karyanya mengeksplorasi imbas AI pada kehidupan dan narasi orang Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “Seluruh mata tertuju pada Rafah”.
Semenjak itu, slogannya muncul sebagai poster cara kerja dan gerakan dari masyarakat yang menyokong Palestina. Sekarang banyak uploadan di media sosial lainnya yang gencar menyerukan kalimat hal yang demikian.
Apa yang Terjadi di Rafah?
Mengutip dari Al Jazeera, dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah. Israel justru melaksanakan pemboman dan menewaskan sedikitnya 45 orang di al-Mawasi di Rafah Barat yang sebelumnya diucapkan sebagai zona aman.
Kemudian dalam serangan lainnya sekitar 21 orang di kamp eksodus sebelah barat Rafah tewas pada Selasa. Setidaknya 12 di antara yang meninggal dunia merupakan pengungsi perempuan dan serangan udara dilaporkan terjadi kembali pada Rabu pagi.
Sementara, jikalau menghitung sejak momen 7 Oktober berdasarkan Kementerian Kesehatan di Gaza. Israel telah membunuh sedikitnya 36.171 orang di Gaza dan belum berhenti malah hingga saat ini.
Via insiden hal yang demikian, gerakan “All Eyes on Rafah” gencar dilaksanakan terutamanya di media sosial untuk membagikan isu terbaru masyarakat Palestina agar semua masyarakat dunia melihat bagaimana imbas dari serangan hal yang demikian.
Mengapa Gerakan ‘All Eyes on Rafah’ dapat Viral?
Gerakan “All Eyes on Rafah” yang viral di media sosial saat ini terutamanya di Instagram menjadi salah satu gerakan yang paling viral tidak cuma di Indonesia namun juga di negara lainnya.
Gambarnya juga lebih menarik banyak perhatian dibandingi foto Rafah atau Gaza sebab kemungkinan besar sebab gambarnya dibagikan mengaplikasikan fitur Instagram “Tambahkan Milik Anda”.
Fitur ini diukur lebih mudah untuk berbagi sebab para penggunanya dapat memposting ulang dalam hitungan detik tanpa seharusnya mencari gambar. Kemudian gambarnya yang diwujudkan dari AI membuatnya kemungkinan berhasil lolos dari sensor apa saja berdasarkan kata kunci.
“Aku percaya viralnya gambar ini sebagian besar disebabkan oleh kontrasnya dengan gambar visual perang yang dominan, untuk memanusiakan para korban di Gaza dan Rafah. Pengguna media sosial kerap membagikan gambar yang terang tentang korban dan anggota keluarganya yang berduka,” kata Eddy Borger-Rey, Profesor di Universitas Northwestern di Qatar mengutip dari Al Jazeera.
Sehingga, fitur template hal yang demikian menjadikan gerakan “All Eyes on Rafah” dapat viral dan lebih populer diaplikasikan tidak cuma di Indonesia. Selain itu, banyak publik contoh yang sekarang mulai berani secara terbuka menyokong Palestina dan mengaplikasikan templatenya.