Perubahan kebijakan imigrasi Inggris TRISULA 88 pada tahun 2025 menandai langkah strategis pemerintah untuk menarik tenaga kerja terampil sekaligus mengelola dampak imigrasi terhadap ekonomi dan sektor perumahan nasional. Kebijakan ini membawa sejumlah perubahan signifikan dalam persyaratan visa dan sistem imigrasi yang berdampak pada pekerja asing, termasuk mahasiswa dan tenaga kerja terampil yang ingin bekerja dan tinggal di Inggris.
Sistem Imigrasi Berbasis Poin Pasca-Brexit
Setelah Brexit, Inggris meninggalkan kebebasan bergerak warga Uni Eropa dan menggantinya dengan sistem imigrasi berbasis poin yang lebih selektif. Sistem ini mengharuskan pelamar visa kerja, kecuali warga negara Irlandia, untuk memenuhi sejumlah kriteria seperti tawaran pekerjaan, tingkat keterampilan, pendidikan, dan gaji agar dapat memperoleh visa kerja. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas kepada pemberi kerja dalam merekrut tenaga kerja asing yang benar-benar dibutuhkan, sekaligus mengurangi jumlah imigran dari Uni Eropa secara signifikan5.
Persyaratan Visa Baru Mulai 2025
Mulai 2 Januari 2025, pemerintah Inggris memberlakukan persyaratan visa baru yang lebih ketat, termasuk kenaikan ambang batas keuangan yang harus dibuktikan oleh pelamar visa. Mahasiswa internasional dan pekerja terampil kini harus menunjukkan cadangan dana yang lebih besar untuk menutupi biaya hidup selama tinggal di Inggris. Contohnya, mahasiswa yang belajar di London harus membuktikan memiliki dana sekitar GBP 1,483 per bulan, naik 11% dari sebelumnya, sementara di luar London jumlahnya adalah GBP 1,136 per bulan. Untuk program magister satu tahun, dana yang harus dibuktikan selama sembilan bulan mencapai GBP 13,347 di London dan GBP 10,224 di luar London. Dana tersebut harus disimpan di rekening pemohon selama minimal 28 hari berturut-turut sebelum pengajuan visa1.
Fokus pada Tenaga Kerja Terampil dan Sektor Kritis
Kebijakan ini menegaskan fokus Inggris pada kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor-sektor yang mengalami kekurangan tenaga kerja lokal. Beberapa sektor yang menjadi prioritas antara lain:
- Perawatan Kesehatan: Inggris menghadapi kekurangan tenaga medis, sehingga membuka peluang besar bagi tenaga kerja asing yang berkualifikasi di bidang ini.
- Teknologi Informasi: Pertumbuhan pesat sektor TI menciptakan permintaan tinggi untuk programmer, analis data, dan spesialis IT.
- Perhotelan dan Pariwisata: Industri ini tetap membutuhkan tenaga kerja terampil, terutama yang memiliki kemampuan bahasa Inggris baik.
- Konstruksi: Proyek-proyek besar di sektor konstruksi membutuhkan tenaga kerja terampil seperti insinyur dan tukang bangunan6.
Dampak Kebijakan terhadap Tenaga Kerja Asing dan Ekonomi
Kebijakan imigrasi yang lebih ketat ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada sektor perumahan dan layanan sosial, sekaligus memastikan bahwa tenaga kerja asing yang masuk benar-benar memenuhi kebutuhan ekonomi Inggris. Namun, ada kekhawatiran bahwa pembatasan ini dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu, terutama yang selama ini banyak mengandalkan pekerja asing dari Uni Eropa dan negara lain.
Sistem berbasis poin juga menuntut pelamar untuk memiliki kualifikasi dan keterampilan yang jelas, sehingga tenaga kerja yang masuk adalah yang benar-benar berkualitas dan dapat berkontribusi positif pada perekonomian Inggris. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing Inggris di pasar global5.
Proses dan Biaya Pengajuan Visa
Proses pengajuan visa kerja di Inggris kini juga mengalami perubahan dengan adanya persyaratan baru dan biaya yang lebih tinggi. Visa kerja terampil, misalnya, memerlukan dokumen seperti tawaran kerja resmi, bukti kualifikasi, kemampuan bahasa Inggris, dan bukti keuangan. Biaya pengajuan visa ini berkisar antara £1,500 hingga £2,000 dengan durasi proses sekitar 8-12 minggu. Jenis visa lain seperti visa kerja intra-company transfer dan global talent visa memiliki persyaratan dan waktu proses yang berbeda, namun tetap menuntut standar tinggi dan bukti kemampuan finansial67.
Kesimpulan
Perubahan kebijakan imigrasi Inggris pada 2025 mencerminkan upaya pemerintah untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan pengelolaan imigrasi yang lebih ketat dan selektif. Sistem imigrasi berbasis poin dan persyaratan visa yang diperketat menargetkan tenaga kerja terampil yang dapat memenuhi kebutuhan sektor-sektor penting seperti kesehatan, teknologi, perhotelan, dan konstruksi. Meskipun menimbulkan tantangan bagi pekerja asing, kebijakan ini dirancang untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang masuk ke Inggris benar-benar berkualitas dan mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Bagi calon tenaga kerja asing, termasuk Tenaga Kerja Indonesia, penting untuk memahami persyaratan baru ini dan mempersiapkan dokumen serta kemampuan yang diperlukan agar dapat memanfaatkan peluang kerja di Inggris secara optimal pada tahun 2025 dan seterusnya.