McDonald’s Ingin Tinggalkan Citra Restoran Cepat Saji
McDonald’s Indonesia sedang lakukan reimaging dari gerai mereka. Usaha ini juga dimulai melakukan renovasi gerai mereka di Artha Gading Jakarta sebagai pilot program. Sesudah 8 tahun bekerja, restaurant flagship McDonald’s Indonesia ini juga banyak alami peralihan sesudah dalam 73 hari diperbaiki. Lebih dari itu, McDonald’s Indonesia memberikan laporan ke Marketeers jika faksinya tengah berusaha untuk tinggalkan citra sebagai restaurant cepat sajian.
Bila menyaksikan performanya, McDonald’s Artha Gading memang pas jadi percontohan untuk proyek ini. Memiliki lokasi yang vital dengan click here luas tempat 2500 m2, luasnya bangunan 609 m2, dan jumlah bangku 300 jadikan restaurant ini sebagai restaurant Free Standing Drive Thru (restaurant yang berdiri dengan sendiri dan memiliki sarana drive thru) paling besar di Jakarta. McD Artha Gading menjadi satu diantara restaurant dengan lawatan customer paling tinggi di Indonesia.
Seperti proyek perbaikan umumnya, keinginan yang ingin diraih ialah pembaruan sarana dan kenaikan pelayanan. Yang sudah dilakukan pada restaurant McDonald’s Artha Gading ialah reimaging. Bukan sekedar perbaikan. Beberapa hal baru di McDonald’s Artha Gading.
Di layanan Drive Thru, McDonald’s Artha Gading ialah yang pertama kalinya di Indonesia yang layani order di 2 lajur antrean. Restaurant ini memiliki 4 monitor Self Ordering Kiosk (mesin pemesan sendiri) dengan cashless payment tanpa mengantre di konter order seperti restaurant fast food umumnya.
Self Ordering Kiosk dengan monitor sentuh ini dibikin supaya pemakai friendly untuk mempermudah customer waktu memakainya. McDonald’s Artha Gading ialah restaurant McDonald’s ke-2 yang memakai Self Ordering Kiosk sesudah McDonald’s Bintaro.
Peralihan yang sangat berasa ialah tempat makan pada tempat (dine in). Restaurant McDonald’s Artha Gading ialah yang pertama kalinya memakai salah satunya ide ‘Global Design’ yang namanya Alfabet. Ide ini, saat ini sering dipakai di berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa. Tim desain dibalik proyek ini ialah NCDA yang berbasiskan di Hong Kong sebagai global pendesain, tim desain inhouse McDonald’s Indonesia dan konselor mitra lokal AXON90.
Dari segi desain, eksploitasi huruf pada produk kelihatan dari sejumlah artwork. Dibalik ide ini ada kata ‘crafted’ yang sesuai dengan bagaimana produk menu McDonald’s dipersiapkan yakni ketepatan, stabilitas, dan kualitas yang bagus. Di situ, kelihatan material finising dengan modul kecil dalam formasi ‘subway’ atau ‘herringbone’.
Furniture dibuat organis dengan beberapa sudut unik yang susah untuk diikuti. Berkenaan warna, banyak memakai warna kayu alami, putih dan abu-abu dan tidak lupa kejutan warna kuning yang hendak sering jadi warna McDonald’s.
Kurang dekor, jadi keunggulan pada ide ini dengan adanya banyak pojok yang dapat menghasilkan photo yang baik dan siap untuk dibagikan di instagram alias Instagramable. Di luar ide yang tidak biasa, ada sesuatu hal signifikan yang dibenahi yakni pengadaan toilet yang bersih ruangan shalat yang sangat nyaman. Ini jadi wajib di dalam setiap proyek reimaging McDonald’s Indonesia bukan hanya di McDonald’s Artha Gading.
“Keinginan paling besar ialah customer kami mendapatkan pengalaman ‘customer journey’ lebih menggembirakan semenjak tiba sampai tinggalkan restaurant,” tutur Sutji Lantyka sebagai Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia dalam tayangan persnya.
Rintangan baru untuk tim peningkatan McDonald’s Indonesia dengan melokalkan segalanya yang di-import dalam proyek pilot ini supaya ongkos investasi dan waktu penuntasan jadi lebih efektif. Dengan keadaan itu, reimaging dapat masif dilaksanakan.