Kisah Inter Milan dan Derby della Madonnina
Inter Milan, salah satu tim sepak bola yang terhormat di Italia, punya sejarah yang banyak dan dipenuhi dengan pencapaian. Dibangun fut7.org pada tanggal 9 Maret 1908, tim ini resmi dikenal sebagai Klub Sepak Bola Internazionale Milano, atau lebih familiar disebut Inter Milan. Sejak awal berdirinya, Inter Milan sudah jadi lambang sepak bola Italia dengan warna biru dan hitam yang spesial, serta persaingan ketat dengan tim sebelahnya, AC Milan, yang disebut Derby della Madonnina.
Inter Milan muncul dari perpecahan di dalam Warga Cricket dan Klub Bola Milan, yang sekarang dikenal sebagai AC Milan. Sebagian peserta dan anggota suporter yang mengidamkan klub yang lebih ramah dan terbuka bagi atlet luar negeri, memilih untuk mendirikan klub baru. Mundur melahirkan Internazionale, yang mencerminkan semangat global yang diidamkan oleh para pendirinya.
Sejak awal berdiri, Inter Milan tumbuh dengan cepat dan segera menjadi salah satu kekuatan utama dalam dunia sepak bola Italia. Klub ini berhasil meraih gelar Serie A pertama mereka pada tahun 1910, hanya dalam waktu dua tahun setelah didirikan. Selama dekade-dekade berikutnya, Inter terus mengoleksi piala-piala, termasuk beberapa gelar Serie A dan Coppa Italia, yang semakin memperkuat posisi mereka sebagai salah satu klub papan atas di Italia.
Salah satu aspek paling menarik dari sejarah Inter Milan adalah persaingan mereka dengan AC Milan, yang terkenal sebagai Derby della Madonnina. Iki jeneng diambil saka patung Madonnina (Bunda Maria) sing ana ing nduwur Katedral Milan lan dadi simbol kutha Milan. Persaingan iki luwih saka sekadar permainan bal-balan; iki persaingan antara duwé kelompok masyarakat karo latar sosial lan budaya sing beda. Pada permulaan sejarah, AC Milan lebih diidentifikasi dengan golongan buruh, sementara Inter dianggap sebagai tim kelas menengah ke atas. Tapi lama kelamaan, perbezaan sosial ini semakin pudar, dan persaingan di padang menjadi tumpuan utama.
Perlawanan awal antara dua kumpulan berlaku pada 18 Oktober 1908, hanya beberapa bulan selepas penubuhan Inter Milan. Sejak saat itu, Derby della Madonnina telah menjadi salah satu pertandingan yang paling dinantikan di jadwal sepak bola, tidak hanya di Italia tetapi juga di seluruh dunia. Setiap kali Inter dan AC Milan bersua selalu dipenuhi dengan ketegangan, kejadian dramatis, dan perasaan yang kuat, entah itu di arena pertandingan ataupun di luar lapangan.
Selama bertahun-tahun, kedua kesebelasan ini sudah saling bersaing untuk keunggulan di Serie A, Liga Champions, dan pertandingan-pertandingan lain. Keduaduo padha riwayat sing dawuhe sampeyan gedhe penuh kemenangan lan kegagalane sing dramatis. Pada masa 1960-an, sebagai contoh, Inter Milan yang diketuai oleh pelatih terkenal Helenio Herrera menguasai dunia sepakbola Italia dan Eropa dengan taktik bermain “catenaccio” yang bertahan namun berhasil. Pasukan yang dikenal dengan nama “La Grande Inter” berhasil meraih dua gelar Liga Champions secara beruntun pada tahun 1964 dan 1965, serta beberapa gelar Serie A. Kejayaan ini memberikan Inter kelebihan atas AC Milan waktu itu.
Walun demikian, AC Milan tidak duduk berdiam diri. Pada akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990, Milan mengalami peningkatan yang signifikan di bawah arahan pelatih Arrigo Sacchi dan kemudian Fabio Capello. Mereka berhasil mendapatkan banyak pencapaian, termasuk lima kejuaraan Liga Champions, sehingga membuat Milan menjadi salah satu tim yang sangat sukses di seluruh dunia. Persaingan ini semakin keras saat mereka sering berhadapan di kompetisi dalam negeri dan luar negeri, dengan momen-momen berkesan seperti pertemuan di babak semifinal Liga Champions 2003, yang dimenangkan oleh Milan.
Selama beberapa dasawarsa terakhir, kedua tim mengalami naik turun, namun persaingan di antara mereka tetap kuat. Inter Milan berjaya besar pada tahun 2010 dengan memenangi treble (Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions) di bawah kepimpinan José Mourinho. Ini merupakan pencapaian yang belum pernah dicapai oleh klub Italia lain, dan mengkonfirmasi bahwa Inter sebagai salah satu kekuatan utama di sepakbola Eropa.