Kenaikan kegiatan pertanian berkaitan dengan peningkatan kasus malaria: penelitian dari 16 negara Afrika

Kenaikan kegiatan pertanian berkaitan dengan peningkatan kasus malaria: penelitian dari 16 negara Afrika

Populasi Afrika diprediksi akan naik 3x lipat pada 2100. Maknanya, keperluan komoditas pangan, air, dan pertanian akan bertambah.

Buat penuhi keperluan ini, pemerintahan Afrika dan instansi pembangunan sudah membangun proyek pertanian besar. Contohnya, Coalition for African Rice Development, sebuah rangka peraturan antar-negara, memutuskan target untuk melipatgandakan produksi beras dari 28 juta ton pada 2018 jadi 56 juta ton pada 2030. Pemerintahan tingkatkan perdagangan internasional untuk produk pertanian.

Pembangunan bidang pertanian sering mengikutsertakan pengembangan tempat pertanian baru dan praktek intensifikasi lewat https://bppcibungbulang.com/ irigasi atau pupuk untuk tingkatkan hasil panen. Usaha pembangunan ini bisa tingkatkan kekayaan rumah tangga, perawatan kesehatan, pendidikan, dan produk lokal bruto sesuatu negara.

Sayang, bila dilaksanakan langkah yang keliru, hal tersebut dapat menghancurkan lingkungan. Pertanian bisa berperan pada deforestasi, emisi karbon, pencemaran air dan udara dan kehilangan keberagaman hayati

Dampak ini bisa berbahaya untuk kesehatan manusia. Sejumlah studi temukan kegiatan pertanian berkaitan dengan penyakit menyebar seperti malaria, Skistosomiasis dan ulkus Buruli.

Pertanian selalu berkaitan erat dengan malaria. Revolusi pertanian bawa orang untuk hidup bersisihan dan dekat sama air. Tetapi, jalinan di antara pertanian dan malaria masih tidak dapat dimengerti dengan mendalam.

Untuk menambahkan pengetahuan mengenai ini, kami mempelajari apa malaria pada anak di sub-Sahara Afrika bervariatif di berbagai tipe lanscape pertanian. Kami menanyakan apa berbagai bentuk pertanian tingkatkan atau kurangi dampak negatif malaria pada anak. Kami menganalisa pemakaian tempat pertanian irigasi dan tadah hujan dan mekanisme yang memadankan tutupan alam dan tanaman.

Kami temukan pola pengendalian tempat pertanian yang bagus untuk kurangi dampak negatif kesehatan. Ini penting karena benua Afrika tetap menanggung derita lebih dari 90% kematian karena malaria di dunia. Perkembangan untuk akhiri malaria di teritori ini berhenti dalam sekian tahun akhir.

Kurangi malaria dan tingkatkan keberagaman hayati
Kami menyatukan data tutupan tempat dan penginderaan jauh pemakaian tempat dengan dataset malaria tahun 2010 sampai 2015 berbasiskan referensi geografis dari 24.034 anak di 12 negara Afrika. Analitis kami mengatur beberapa faktor yang berpengaruh pada malaria anak, seperti pemakaian kelambu dan insektisida.

Studi kami memperlihatkan jika lanscape pertanian berikut tingkatkan dampak negatif malaria anak di semua Afrika sub-Sahara:

Tempat pertanian tadah hujan di perdesaan
tempat pertanian beririgasi di atau dekat wilayah perkotaan
tutupan rimba komplet.
Kami temukan jika kehadiran vegetasi alami dalam tempat pertanian bisa kurangi malaria.

Pengembangan pertanian lewat tempat pertanian tadah hujan atau irigasi nampaknya tingkatkan dampak negatif malaria anak di sub-Sahara Afrika. Ini berlaku untuk kerangka perdesaan atau perkotaan.

Tetapi, dampak negatif itu bisa dikurangkan menjaga sejumlah vegetasi alami dalam tempat pertanian. Selainnya bermanfaat untuk malaria, usaha jaga vegetasi mempunyai tujuan membuat perlindungan keberagaman hayati, peranan ekosistem dan jasa lingkungan. Ini membuat tempat pertanian lebih berkesinambungan dalam periode panjang.

Kenaikan dampak negatif malaria
Dalam studi lain, kami bekerja sama dengan AfricaRice dan Institut Pertanian Tropis Internasional untuk menyaksikan jalinan di antara padi dan malaria di sub-Sahara Afrika.

Sawah jadi tempat pengembangbiakan nyamuk yang bagus, tetapi kasus malaria di-claim sedikit di komune petani. Penemuan kontra-intuitif ini disebutkan “paradoks sawah”.

Nach, riset kami temukan jika komune petani padi beririgasi terkena semakin banyak nyamuk sekalian dampak negatif malaria lebih tinggi, hingga paradoks itu terpatahkan.

Hal ini bisa diterangkan peralihan belakangan ini di Afrika: usaha penyamaan distribusi interferensi anti-malaria sukses kurangi intensif penyebaran keseluruhannya.

Fokus yang berkompetisi
Ke-2 riset kami mengonfirmasi jika pertanian berkaitan dengan kenaikan penyebaran malaria di Afrika.

Ini mencemaskan karena saat ini ada tiga cabang pembangunan berusaha capai maksudnya dengan terpisahkan. Contohnya, Kementerian pertanian beberapa negara Afrika sedang berencana peluasan dan intensifikasi pertanian. Dan Kementerian kesehatan merencanakan untuk hilangkan malaria. Ada pula kementerian lingkungan yang berusaha untuk tangani imbas deforestasi, peralihan cuaca dan pemakaian tempat.

Leave a comment