Perubahan iklim global slotgacor telah menjadi isu utama yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian. Di Inggris, studi terbaru menunjukkan dampak signifikan perubahan iklim terhadap sektor pertanian yang berpotensi mengancam ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
Peningkatan Frekuensi dan Durasi Kekeringan
Penelitian dari Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris (UKCEH) memprediksi bahwa kekeringan ekstrem akibat kelembapan tanah yang berlangsung selama 90 hari atau lebih akan semakin sering terjadi di Inggris. Di masa lalu, kekeringan parah seperti ini terjadi sekitar sekali setiap 16 tahun, namun pada 2060-an dan 2070-an, frekuensinya diperkirakan meningkat menjadi sekali setiap tiga tahun. Bahkan pada dekade 2020-an dan 2030-an, kekeringan tersebut dapat terjadi sekali setiap lima atau enam tahun. Kekeringan ini terutama terjadi pada musim panas, dan diperkirakan akan berlangsung lebih lama dari Mei hingga November pada masa mendatang1.
Dampak kekeringan ini sangat serius bagi pertanian karena menurunkan kelembapan tanah yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Kekeringan yang berkepanjangan dapat mengurangi hasil panen dan mengganggu ketersediaan air bagi irigasi dan kebutuhan lainnya, sehingga mengancam ketahanan pangan di Inggris1.
Perubahan Pola Curah Hujan dan Kerusakan Lahan Pertanian
Selain kekeringan, curah hujan yang tinggi juga menjadi masalah besar. Musim gugur dan musim dingin yang dilanda curah hujan tinggi telah menghambat penanaman gandum dan menyebabkan kerusakan parah pada lahan pertanian di Inggris. Kondisi ini diperparah oleh penurunan pasokan gandum dari Ukraina akibat konflik, yang memicu risiko kenaikan harga gandum secara signifikan. Curah hujan yang meningkat sekitar 20 persen sepanjang musim gugur dan musim dingin merupakan dampak langsung dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Para peneliti memperkirakan kemungkinan curah hujan deras yang merusak hasil panen meningkat hingga 10 kali lipat karena perubahan iklim5.
Perubahan Waktu Berbunga Tanaman
Perubahan iklim juga menyebabkan tanaman di Inggris berbunga lebih awal. Studi yang dipimpin oleh Universitas Cambridge menemukan bahwa rata-rata tanggal berbunga tanaman pada musim semi telah maju sekitar satu bulan dibandingkan dengan periode sebelum 1986. Percepatan ini berkorelasi erat dengan kenaikan suhu global akibat aktivitas manusia24.
Fenomena berbunga lebih awal ini memiliki konsekuensi ekologis dan agrikultural yang serius. Embun beku yang terjadi setelah tanaman berbunga dapat membunuh tanaman tersebut, sehingga mengurangi hasil panen. Selain itu, ketidaksesuaian waktu antara tanaman, serangga penyerbuk, dan satwa liar lainnya dapat mengganggu ekosistem dan mengancam keberlangsungan spesies yang saling bergantung24.
Implikasi bagi Petani dan Ketahanan Pangan
Kombinasi kekeringan yang lebih sering, curah hujan ekstrem, dan perubahan musim tanam serta berbunga menimbulkan tantangan besar bagi pertanian Inggris. Petani harus menyesuaikan strategi budidaya mereka, seperti memilih tanaman yang lebih tahan kekeringan dan mengembangkan sistem irigasi yang lebih efisien. Investasi dalam infrastruktur penyimpanan air, seperti waduk, juga menjadi prioritas untuk mengatasi fluktuasi ketersediaan air1.
Ketidakpastian musim tanam dan panen akibat perubahan iklim juga menyulitkan perencanaan produksi dan dapat menurunkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Hal ini berpotensi mengancam ketahanan pangan nasional dan meningkatkan ketergantungan pada impor pangan13.
Kesimpulan
Studi terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim membawa dampak serius bagi sektor pertanian di Inggris, termasuk peningkatan frekuensi dan durasi kekeringan, curah hujan ekstrem yang merusak lahan, serta perubahan waktu berbunga tanaman. Dampak ini tidak hanya mengancam hasil panen dan ketahanan pangan, tetapi juga mengganggu ekosistem yang mendukung pertanian. Penyesuaian strategi pertanian dan investasi infrastruktur yang tepat menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan sektor ini menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.